EEPIS-Online (20/07), Pagi ini, melalui ER2C (EEPIS Robotics Research Center) PENS melakukan kerjasama dengan Pusan National University Innovation Center for Engineering Education (PICEE) Korea, yang dinyatakan dengan penandatanganan perjanjian kerjasama antara kedua belah pihak. Acara yang berlangsung pasca dilaksanakannya presentasi program yang dilaksanakan di Ruang Sidang Gedung D3 PENS.

"DSCN3645.JPG""Kerjasama ini merupakan kerjasama kesekian kalinya dalam rangka membangun kepekaan terhadap kondisi sosial masyarakat," jelas Ir. Dadet Pramadihanto, M.Eng PhD. Direktur PENS seusai acara seremonial ini.

Kerjasama yang dituangkan dalam sebuah proyek bertajuk Bee Consulting Project tahun ini bertempat di desa Labuhan Sreseh, Sampang Madura. Di samping bertujuan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, acara ini juga membantu pengembangan intuisi dan kreativitas para mahasiswa PENS dan PNU. "Project ini sebagai kelanjutan dari proyek ESC (Engineering Service Corp) tahun lalu," ujar Eko Henfri Binugroho, S.ST, M.Sc. Dosen Mekatronika yang menjadi pembimbing sekaligus turut serta dalam project ini.

Sebelumnya mahasiswa PENS dan PNU dibagi menjadi 3 kelompok. Selama seminggu (13-20 Juli, red) berada di Madura, tim wajib membuat beberapa produk aplikatif yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Tiga hari pertama tim melakukan peninjauan lokasi dan menganalisa permasalahan sosial yang ada didesa Labuhan. Berikutnya mereka mencari solusi dan menuangkannya dalam produk aplikatif untuk pembangunan desa tersebut.

"DSCN3627.JPG"

Setelah itu, masing-masing tim mulai bekerja mewujudkan proyek mereka. Mengingat kondisi pulau Madura yang berangin maka dari itu dibuatlah produk ramah lingkungan seperti lampu penerangan jalan tenaga angin, selain itu untuk melindungi rumah dari debu pasir maka dibuat design penutup jendela. "Meski beberapa produk yang dibuat tidak seluruhnya mengandung unsur elektronika, tetapi yang terpenting adalah dapat membantu permasalahan masyarakat sekitar " tambah Eko.

"DSCN3558.JPG"Produk terakhir yang dibuat karena tingginya kecelakaan lalu lintas, berupa aplikasi marka jalan. Marka ini rencananya akan ditempatkan di sepanjang jalan desa labuhan tersebut. Namun karena keterbatasan waktu, hanya 1 marka yang dapat dibuat dan dipasang tim.

Menurut rencana setelah dua hari pengerjaan proyek selesai, para peserta akan mengunjungi pulau kemanding dan kembali ke Korea setelahnya. "Ini merupakan program yang sangat baik bagi mahasiswa Indonesia dan Korea. Selain dapat menjalin persahabatan, mereka juga dapat belajar dari masyarakat local secara langsung, dan melatih kemampuan bahasa Inggris," tandas Prof. Lim O Kaung, Direktur PICEE Korea.

Pusan National University Innovation Center for Engineering Education (PICEE) Korea sendiri sebenarnya merupakan sebuah pusat riset yang besar dan memiliki konsorsium dengan pusat riset dari universitas lainnya di Korea. Bahkan mereka juga siap bekerja sama dengan pusat riset negara-negara lainnya. (hum/ent)

wpChatIcon
EnglishIndonesian