EEPIS-Online. Komunitas Anak Muda Berbudaya -ITS mengadakan forum diskusi budaya terbuka di kantin PENS malam ini, Kamis (4/7). Di hadiri oleh seluruh anggota yang terdiri atas mahasiswa PENS, ITS, dan PPNS, acara ini pun turut di dukung oleh beberapa tokoh komunitas budaya di Surabaya. Adalah Cak Taufik, host acara Cangkruan JTV, Meimura-sutradara drama kolosal Surabaya Membara dan Stand Up Comedy Sepuluh Nopember hadir dalam acara ini.

Diskusi budaya ini dibuka dengan 2 sesi stand up comedy yang dimoderatori oleh Wira. Dalam sesi pertamanya ini Pepeng dan Ulin sebagai anggota Stand up comedy Sepuluh Nopember berhasil mengocok perut mahasiswa yang hadir dalam diskusi malam ini.

Memasuki acara inti malam ini, diputarlah drama kolosal "Surabaya Membara", dimana dalam drama ini digambarkan perjuangan arek-arek Surabaya dalam menghadapi para penjajah. Diskusi dengan Cak Taufik dan Meimura pun dibuka setelah diputarnya drama kolosal ini.

Tanggapan positif dari mahasiswa pun dibuktikan dengan banyaknya tanya jawab selama diskusi berlangsung. Salah satu hal unik terkuak selama pembuatan drama kolosal ini, dimana 1000 orang yang terlibat dalam drama ini merupakan sukarelawan yang tidak di bayar selama pembuatan drama ini.

Diskusi mengenai kebudayaan ini pun sebenarnya telah menjadi agenda rutin yang ada di lingkup PENS pada tahun 2008 lalu, dimana dalam setiap forum diskusi diadakan tukar buku, bedah buku, dan diskusi mengenai perkembangan budaya Indonesia dan cara melestarikannya.

"Untuk membangkitkan lagi diskusi antar sesama mahasiswa perlu adanya agenda diskusi seperti ini setiap minggunya. Bahkan ide ini disetujui oleh Bapak Zainal Arifin, beliau mendukung kegiatan seperti ini rutin diadakan," ujar Aditya Rachman, selaku ketua pelaksana.

Komunitas Anak Muda Berbudaya berharap bisa mengadakan forum diskusi rutin untuk membangkitkan semangat kebangsaan dan berbudaya di kalangan mahasiswa.

"Kedepannya pengen banget ngadain diskusi terbuka gini bareng temen-temen di Institusi se-Surabaya, bahkan tingkatnya bisa se-Jawa Timur. Kalau bisa, acara ini dikembangakan jadi acara nasional, tapi perlahan dulu lah," imbuh Adit. (and/sat)

wpChatIcon
EnglishIndonesian